

Hai pengunjung myppb.net. Aku Yuda, lengkapnya Muhammad Yuda Novriatna. Tapi buat urusan seni sastra atau nama penanya pake Mynovr aja (Muhammad Yuda NOVRiatna). Asalnya dari Subang, kalau asal kelas dari BK-3B-2021. Di UPI ini, tepatnya di Bimbingan dan Konseling sudah setahun berjalan, udah semester 3 aja. Dengan kata lain, banyak yang udah berlalu dan terjadi di masa lalu.
Berbicara mengenai masa lalu, sering banget pastinya terdengar istilah seperti “Dihantui masa lalu” atau tentang ”Belum berdamai dengan masa lalu” (Kayak fans emyu). Eits, tapi di sini aku bukan buat roasting emyu. Di sini aku mau berkata bahwa, masa lalu itu bukanlah hantu, tetapi guru terbaik. Yup, sejalan dengan istilah salah seorang kaisar romawi dulu, ”Experience is the best teacher”.
Dulu, terjadi masalah yang sangat pahit di hidup aku. Segala sesuatu yang diperjuangkan dulu hancur lebur dan meninggalkan lubang besar di hati aku. Secara singkatnya, orang tua menjadi bermusuhan. Aku berprestasi dan berjuang selama itu adalah untuk membanggakan kedua orang tua aku. Peristiwa tersebut membuat kehidupan aku yang awalnya penuh dengan semangat, penuh dengan ambisi, penuh dengan warna berubah seperti padang pasir yang tandus. Lomba yang telah di perjuangkan selama setahun, aku biarkan begitu saja. termasuk pembelajaran di kelas. Kepada diri sendiri saja sudah menyerah apalagi memperhatikan orang lain termasuk guru yang mengajar. Jika dibilang ini adalah masa-masa di mana aku sangat terpuruk. Selain itu hubungan aku terhadap orang tuaku juga menjadi sangat renggang. Aku membenci Ibu dan ayahku, apalagi ketika melihat adikku yang masih kelas 3 SD menangis sendirian dan hanya aku yang menemaninya. di titik itu, amarah, kebencian, serta rasa sedihku semakin berada di puncaknya dan setiap sekali aku mengingat hal itu luka di hatiku tergores.
Dulu, aku masih belum menerima kejadian itu. Ayah dan ibu sudah tidak ada nilainya di mata aku. Banyak pikiran seperti ”andai saja mereka bukan orang tuaku”, ”andai saja mereka tidak bercerai”, dan sebagainya. Alhamdulillahnya, sang Khalik benar-benar adil memberikan pertolongannya. Melalui berbagai orang dan berbagai hal, aku berhasil melaluinya dan menerima peristiwa itu serta berhasil kembali berjuang dan berambisi untuk terus meningkatkan kualitas diri. Aku menganggap bahwa peristiwa itu awal mula dibentuknya kembali diriku menjadi seseorang yang baru dan lebih kokoh lagi serta semakin meningkatkan kualitas diri. Kemudian, aku jadi tahu apa yang harus dilakukan dan apa yang harus dihindari supaya peristiwa itu tidak terjadi di masa depan nanti. Nah, cukup dua paragraf di atas sedikit cerita tentang latar belakang topik ini. Kata Richard McNally, seorang psikolog asal Harvard University ”Pengalaman yang terjadi di masa lalu yang bersifat traumatik tak akan terlupakan”. Normal kalau kamu tidak bisa melupakan rasa sakit itu. Cuman, bagaimana dari cara berperilaku menghadapi traumanya. Jadikan masa lalu itu sebagai bahan evaluasi untuk kita. Analisa apa yang bisa kita dapatkan, apa yang harus kita hindari jangan sampai hal itu terulang lagi.
Masa lalu dan rasa sakitnya itu tidak dapat kamu ubah, tetapi masa depan dan kebahagiaan bisa kamu dapatkan.