Menjemput Takdir Terbaik Dengan Ikhtiar

Dalam hidup kita tidak pernah bisa menebak alur kehidupan akan kemana arahnya  apakah akan selalu senang dan semangat atau malah selalu bersedih dan murung, kitalah yang harus menentukan arah itu apakah kita akan menjadikan hidup ini berguna atau sia-sia. Seperti halnya hidupku yang memang jika diteliti banyak sekali nikmat yang tuhan berikan hanya saja terkadang diri ini sulit untuk mengucapkan bersyukur, setiap ada peristiwa yang menyedihkan selalu berpikir bahwa tuhan tidak ada baginya sampai dia lupa bahwa sebuah peristiwa tersebut adalah awal dari semua rencana-rencana besar yang membuat kita bahagia selamanya.

Perjalanan hidup manusia berbeda-beda, ada yang memang sudah ditakdirkan oleh tuhan untuk menjadi kaya, pintar, cantik/tampan, dan ada juga yang semua itu harus diperjuangkan. Karena jika bisa disimpulkan hal-hal semacam itu  semua terdapat 2 kategori ada yang melalui nasab atau memang dari keturunanya sudah terlahir kaya, pintar cantik/tampan atau melalui nasib, jadi dia sendiri yang mengusahakan untuk manjadi seseorang yang kaya, pintar, cantik/tampan. Dan pada akhirnya apapun yang telat tuhan takdirkan untuk kita, sejatinya kita harus bisa menerima semua ini, dan banyakin bersyukur biar gak insecure.

Dulu jauh sebelum aku masuk sekolah menegah pertama aku mau banget sekolah sambil mondok di sebuah pesantren yang ada di daerah Ngawi Jawa Timur, kalo dipikir-pikir sekarang anak SD kelas 6 mau lanjut sekolah jauh dari orang tua, orang tua mana yang gak khawatir, tapi karena saking keukeuhnya aku ini sampe cari alternatif sekolah yang serupa di daerah jawa barat tempat tinggalku. Namun pada saat itu bertepatan dengan kakakku yang masuk sekolah menengah atas juga jadi orang tuaku kewalahan jika harus mengantarkanku sekolah di Jawa Timur dan keluargaku juga tidak mengijinkan aku untuk sekolah jauh, dan akhirnya aku harus mengalah terlebih dahulu jadi aku bersekolah di sekolah negri dekat rumah saja, karena kondisi pada saat itu juga ibuku baru saja lahiran adik keduaku, dan jadinya sebagai anak yang baik kata ayahku aku harus selalu menemani ibuku ini. Dan akupun punya adik yang akan masuk sekolah dasar jadilah pada saat itu banyak sekali biaya yang harus dikeluarkan oleh orang tuaku, entah untuk pembayarna sekolah, membeli seragam, membeli alat-alat sekolah, dan kebutuhan lainya.

Pada awal masuk sekolah menengah pertama aku merasa kurang nyaman karena saking keukeuhnya aku ingin sekolah di Ngawi Jawa Timur, bagaikan hatiku sudah disana tapi ragaku masih disini, aku cari cara lain agar aku bisa pindah sekolah ke sekolah serupa yang ada di daerah Jawa Barat, dan aku memilih beberapa sekolah dan akhirnya aku memutuskan untuk memilih 1 pondok pesantren yang ada di daerah Tasikmalaya, namun salahnya aku pada saat itu adalah aku terlalu memaksakan sesuatu yang seharusnya bukan menjadi takdir aku, sudah tau aku memang tidak memiliki basic untuk bisa membaca kitab kuning dan menulis bahasa arab pun sulit, tetapi ini malah memaksakan untuk bersekolah disekolah yang notabenya harus bisa menulis arab secara cepat. Dan akhirnya orang tuaku memutuskan untuk memindahkan aku disekolah lama karena sebetulkan aku bukan pindah sekolah tetapi hanya percobaan selama 40 hari saja. Dan jika dapat aku simpulkan bahwa pilihan kita memang baik tetapi pilihan orang tua adalah pilihan terbaik, jika kita memang benar-benar ikhlas menerimanya.

Hari-hari setelah aku berada di sekolah lama, aku harus bisa menerima semua keadaan itu dan dengan berat hati harus bisa ikhlas. Berlanjut pada kelulusan sekolah menengah pertama, aku yang masih memiliki cita-cita dan masih  memikirkan sekolah di Ngawi Jawa Timur, akhirnya ingin bersekolah disana namun cita-cita ini harus aku ikhlaskan karena tidak memungkinkan juga untuk dapat bersekolah disana, dan akhirnya aku memutuskan untuk sekolah negri saja yang menjadi sekolah favorit di daerah sana, yaitu SMAN 1 Margahayu, kata orang-orang sangat sulit masuk kesana jika kita tidak memiliki prestasi apapun, dan pada saat itu tahun 2019 adalah tahun pertama setiap sekolah menerapkan peraturan sekolah dengan 3 jalur yaitu zonasi, afirmasi, dan prestasi. Dan orang tuaku merekomendasikan bersekolah di SMKN 1 Katapang, sekolah ini pun menjadi incaran para siswa-siswi yang ingin lanjut bekerja atau berkuliah diluar negri, dan sudah menjadi sekolah Favorit karena lulusnya bisa direkrut untuk bekerja di luar negeri yaitu Jepang karena banyak jurusan teknik-teknik yang dibutuhkan diperusahaan jepang. dan alhamdulillah aku bisa diterima disekolah itu dengan jurusan RPL atau Rekayasa Perangkat Lunak dan katanya jurusan itu adalah jurusan yang sangat diminati banyak siswa ataupun siswi. Dan tak berselang lama entah kenapa orang tuaku malah menyuruhku untuk sekolah di pondok pesantren saja, dengan pandangan agar aku bisa belajar ilmu agama setiap harinya dan akupun bingung karena aku sudah diterima disekolah baruku dan sudah membayar uang seragamnya juga. Dan akhirnya aku harus menerima keputusan orang tuaku ini untuk bersekolah di pondok pesantren yang ada di baleendah.

Pada malam terakhir sebelum aku berangkat ke pondok pesantren itu aku sangat kesal, kecewa, sedih, marah dan campur aduk semua rasa itu. Aku marah dengan diriku sendiri, kesal dan kecewa kepada orang tuaku, kenapa harus semendadak ini, pikiran-pikiran kotor hinggap lalu lalang dipikiranku. Dan memang ada setitik rasa bahagia namun hanya setitik saja. dan pada akhirnya aku harus menerima keputusan ini dengan lapang dada aku berharap semoga semua takdir ini adalah rencana terbaik yang tuhan siapkan untukku dan semoga mendapat kabar baik di kisah takdirku selanjutnya. Dan setelah menjalani selama 1 semester dan lanjut ke semester ke 2 aku bersekolah di pondok pesantren itu dan sudah mulai nyaman karena harapan orang tuaku untuk aku belajar agama setiap hari sudah terlaksanakan. Dari bangun sampai tidur lagi semuanya berkaitan dengan banyak sekali Pendidikan, pembelajaran dan bagaimana cara kita agar bisa bersosialisasi dengan baik bersama dengan teman-teman baru yang 24 jam dipaksa harus Bersama-sama.

Dan sampai suatu hari aku mendengar dari ustadzku saat kajian bahwa “di Indonesia sedang ada virus yang melanda” dalam sebuah kajian minggu sore, pada awalnya aku menghiraukan itu karena aku berpikir bahwa virus tidak akan masuk ke daerah sini dan aku juga jarang berinteraksi dengan orang lain selain santri yang ada disini. sampai pada akhirnya saking cepatnya virus itu menyebar dan ditakutkan sudah terinfeksi kepada santri maka kami semua dipulangkan secara paksa dan seluruh wilayah pesantren akan dibersihkan dengan menggunakan disinfektan kedalam setiap kamar. Dan kamipun senang karena bisa pulang kerumah, main kesana kemari dan bisa makan enak setiap hari. Namun, ternyata diluar sanapun semua orang takut kepada orang lain, seolah-olah setiap manusia yang tidak sengaja berpapasan saling mencurigai satu sama lain. Dan semua mall ditutup, semua tempat main ditutup, toko banyak yang tutup, dan libur sekolah pada saat itu adalah libur yang benar-benar dituntun untuk meliburkan diri, tidak boleh berkeliaran kemanapun. bukan hanya sekolahku tetapi semua sekokah yang ada di Indonesia. Setelah beberapa bulan kemudian, anehnya ketika sekolah lain masih libur dan tidak boleh ada pertemuan disekolah, sekolahku masuk dan tetap menjalankan pembelajaran tetapi dengan sangat banyak aturan, dan yang paling aku kagumkan adalah pendekatan kepada maha penciptanya sangat terasa, disetiap harinya kita dituntun untuk melaksanakan mandi subuh, shalat tahajud, shalat duha, puasa sunnah, menghafal alquran, dan menghafal doa-doa agar terhindar dari wabah penyakit.

Pada tahun 2020-2021 aku sangat merasakan bagaimana perubahan yang terjadi pada diriku, dan mulai menyadari bahwa allah memang sudah merencanakan takdir kita sedemikian rupa, namun semua itu kembali kepada diri kita masing-masing apakah semua itu akan kita usahakan agar semua rencana dan takdir kita berjalan dengan semua harapan-harapan kita, atau malah kita hanya mengikuti takdir yang telah tuhan rancang, karena takdir itu terbagi dua yaitu takdir mubram dan takdir muallaq. Takdir mubram yaitu ketentuan tuhan yang mutlak, ketentuan yang tidak bisa dirubah oleh manusia kecuali jika tuhan berkehendak, seperti kelahiran, jenis kelamin, kematian, dan hari kiamat. sedangkan takdir muallaq yaitu takdir yang mengikutsertakan peran manusia melalui usaha dan ikhtiarnya, jadi takdir muallaq ini takdir yang bisa diubah dengan ikhtiar dan usaha kita sebagai manusia dengan cara berusaha dan berdoa, seperti rezeki berupa kesehatan, rejeki berupa kekayaan, rejeki berupa kecerdasan, dan rejeki jodoh.

Mungkin aku tidak pernah ditakdirkan untuk bisa bersekolah di sekolah mana yang aku mau. Pada dasarnya, semua sekolah bagus tergantung bagaimana diri kita bisa mengupgrade kemampuan itu. Tuhan telah mempersiapkan rencana terbaiknya untuku dengan perantara orang tuaku, pada awalnya memang berat menjalani hari-hariku, namun dengan penuh rasa ikhlas dan kesabaran yang besar insyaallah semua akan berbuah manis. Jangan hanya menunggu takdir terbaik dari tuhan tapi jemputlah takdir itu dengan perbanyak beribadah dengan ikhlas dan penuh suka cita agar kita semua berbahagia didunia maupun diakhirat. Sukses selalu untuk semua para pembaca, semoga selalu ada dalam lindungan Allah Swt. Aamiinn …

Tuhan telah merancang sedemikian rupa bagaimana takdir setiap insan. Namun ada takdir yang bisa kita ubah dengan cara berikhtiar dan berdoa. Maka perbanyaklah berdoa semoga tuhan menakdirkan kita sebagai insan cendikia, saudagar kaya dan menjadi primadona alam semesta, mari mengupgrade diri bersama dengan doa-doa yang dipanjatkan oleh kita semua. Karena takdir terbaik dijemput bukan ditunggu😊 selamat bersuka cita

07.09 Karya Tulis 0

Post details

Leave a Reply

Social