Buletin Dakwah Al-Faatih Edisi 02

Buletin Dakwah Al-Faatih Edisi 02

Kerohanian HIMA BK 2021


28 November 2021

23 Rabiul Akhir 1443 H

 

Now or Never

 

Fastabiqul Khairat: Berlomba-lomba dalam Kebaikan

Oleh Tim Redaksi

 

Halo sobat Al-Faatih, ketemu lagi nih di buletin Al-Faatih Edisi 2. Gimana kabarnya teman-teman semua? Semoga selalu sehat baik itu jasmani atau rohaninya ya, aamiin.

 

Nah, sobat Al-faatih, minka mau nanya nih. Kalian ngerasa ga sih, kalau kita didunia ini lagi ikutan lomba? Haa lomba apa minka? Namanya itu lombaaa dalam kebaikan. Lomba dalam kebaikan itu apa minka? Jadi kita hidup didunia ini tuh lagi berlomba-lomba dalam kebaikan agar mendapat pahala dari Allah dan dapat hadiah deh yaitu surganya Allah. Ini itu lomba yang paling disukai Allah karena para umatnya akan melakukan segala kebaikan agar mendapat ridho-Nya. Nah, sobat Al-Faatih pasti pengen tau lebih dalam kan tentang lomba ini? Langsung aja yuk kita bahas. Cekidott!!

 

Berlomba-lomba dalam Kebaikan

Allah Ta’ala telah memerintahkan orang-orang beriman untuk senantiasa mempedomani ayat الْخَيْرَاتِ فَاسْتَبِقُوا “berlomba-lombalah kamu dalam kebaikan-kebaikan” (Surah al-Baqarah, 2:149) dan mengkategorikan mereka yang berusaha dalam kebaikan-kebaikan sebagai sebaik-baik makhluk Allah dan berfirman, الْبَرِيَّةِ خَيْرُ هُمْ أُولَٰئِكَ الصَّالِحَاتِ وَعَمِلُوا آمَنُوا الَّذِينَ إِنَّ “Sesungguhnya mereka yang beriman dan beramal saleh ialah sebaik-baik makhluk.” (Surah al-Bayyinah, 98:8).

Hadhrat Masih Mau’ud as menjelaskan ayat ini secara lugas dan terang bahwa manusia harus menunaikan kewajibannya dalam melakukan amal-amal saleh. Beliau as menjelaskan apa itu falsafah kebajikan dan apakah sebuah perbuatan baik yang tampaknya kecil bisa membuat seseorang layak mendapatkan karunia Allah Ta’ala, “Kebajikan merupakan tangga untuk menuju Islam dan Tuhan.” (Artinya, kebaikan merupakan wasilah yang lebih utama bagi yang ingin mengetahui hakikat Islam dan memperoleh ridha Allah dan mendekati-Nya.). Namun, wajib diketahui apa itu neiki (hasanah, kebaikan)?

Sebagai contoh, terkadang di rumah seorang kaya dimasak makanan yang melebihi batas keperluan. Makanan tersebut ada yang lebih (tersisa) dan orang kaya tadi tidak memakan makanan sisa itu di hari selanjutnya. Lalu terjadi bahwa dihidangkan makanan segar dan lezat menggiurkan di hadapannya. Sebelum menyantapnya, terdengar suara ketukan pintu yang setelah dibuka oleh pembantunya ternyata itu pengemis yang meminta sekerat roti. Lalu, orang kaya itu menyuruh seseorang agar memberikan makanan yang kemarin padahal ia memiliki makanan yang segar (yang utuh) di hadapanya. Apakah hal ini tergolong kebaikan?

Sering terjadi bahwa orang-orang kaya tidak memakan makanan sisa dan pasti akan membuang dan melemparkannya. Allah Ta’ala berfirman, وَأَسِيرًا وَيَتِيمًا مِسْكِينًا حُبِّهِ عَلَى الطَّعَامَ وَيُطْعِمُونَ ‘Dan mereka memberi makanan yang disukainya kepada orang miskin, anak yatim dan orang yang ditawan.’ (Surah ad-Dahr/Al-Insan, 9) Namun, perlu diketahui bahwa sesuatu disebut makanan ialah makanan yang benar-benar disukai atau makanan yang lezat dan diinginkan bukan yang telah basi dan buruk. Ringkasnya, bila seseorang memberikan makanan yang berada di piring di depannya kepada peminta-minta yang mana makanan tersebut ialah segar dan lezat serta diinginkannya, barulah itu disebut berbuat kebaikan.”

Perlu diketahui bahwa kebajikan sejati tidak dapat diperoleh tanpa adanya keimanan yang seutuhnya kepada Allah Ta’ala. Hadhrat Masih Mau’ud as bersabda mengenai hal ini di suatu tempat: “Kebajikan sejati diperoleh ketika seseorang membangun keimanan dengan Allah Yang Maha Melihat dan Maha Mengetahui segala sesuatu.”kebaikan hakiki ialah seseorang mempersembahkan kegembiraan dan memperlihatkan kebenaran dan kesetiaan sempurna di jalan Allah; dan ia siap sedia memberikan pengorbanan jiwa di jalan-Nya. Oleh karena itulah, Allah Ta’ala berfirman: مُحْسِنُونَ  هُمْ وَالَّذِينَ اتَّقَوْا الَّذِينَ مَعَ اللَّهَ إِنَّ ‘Sesungguhnya Allah bersama orang-orang bertakwa dan berbuat kebaikan.’ Ini artinya, Dia bersama orang-orang yang menjauhi keburukan dan melaksanakan kebaikan juga.’

Hadhrat Masih Mau’ud as lebih lanjut bersabda, “Ketahuilah dengan yakin bahwa akar segala kesucian dan kebajikan adalah beriman kepada Tuhan. Sejauh mana iman seseorang kepada Tuhan itu lemah, maka semakin lemah dan malas pula seseorang dalam melakukan amal saleh (kebajikan). Tapi, ketika keimanan itu kuat dan ada keyakinan penuh kepada Tuhan dan semua sifat-sifat-Nya, maka akan ada banyak jenis perubahan luar biasa dalam amal perbuatan seseorang.Lalu beliau as bersabda: “Jemaat kita memerlukan hal tersebut dan untuk meraih ketentraman yang seutuhnya, pertama-tama kita harus memiliki keimanan yang sempurna. Tugas pertama dari anggota Jemaat kita adalah memiliki keimanan yang sepenuhnya kepada Allah Ta’ala.”

Inilah target (sasaran) yang diberikan oleh beliau as kepada kita supaya kita meraih keimanan hakiki yang menjadi sebab amal-amal saleh dan saat itulah kita terhitung dalam golongan orang-orang yang berlomba-lomba dalam kebaikan-kebaikan dan menjadi sebaik-baik makhluk.

 

Nah, sobat Al-Faatih, udah tau kan hakikat sebenernya dari berlomba-lomba dalam kebaikan itu apa? Jadi, bukan kita lomba siapa yang paling cepet sampai tapi siapa yang melakukan kebaikan itu semata-mata hanya ingin mendekatkan diri kepada Allah dan hal itu bisa dicapai dengan menanamkan iman kita sepenuhnya kepada Allah SWT. Oke deh sobat Al-Faatih, kayanya minka mau pamit undur dulu nih, semoga kita bisa ketemu dikesempatan selanjutnyaa.. dadahhh..


 

Imam Syafi’i: Sang Pembela Sunnah

Today’s TMI (Tokoh Muslim Inspiratif)

 

Imam Syafi’i merupakan salah satu dari empat imam madzhab besar yang masyhur sampai kepada seluruh umat di zaman yang silam dan zaman sekarang. Beliau terkenal sebagai perumus pertama metodologi hukum Islam atau disebut dengan ushul Fiqh melalui kitabnya yang berjudul Ar-Risalah. Beliau merupakan satu-satunya imam madzhabyang keturunan Quraisy, nasabnya bersambung dengan Rasulullah SAW melalui Abdul Manaf. Imam Syafi’i lahir di Palestina pada tahun 150 Hijriyah dan wafat pada malam Jum’at setelah maghrib pada akhir bulan Rajab, tahun 204 Hijriyah di Mesir.

Imam Syafi’i memulai perjalanan menuntut ilmunya dengan belajar membaca, menulis, dan menghafal Alquran dari ibunya yang bernama Fatimah binti Ubaidillah Azdiyah. Ia merupakan sosok ibu ahli ibadah yang sangat cerdas. Ia membimbing Imam Syafi’i membaca dan menghafal Al-Qur’an. Saat usia 7 tahun, Imam Syafi’i telah menyelesaikan hafalan Al-Qur’annya. Setelah itu, Imam Syafi’i melanjutkan dengan menghafal berbagai macam syair-syair Arab dan kitab Al-Muwattha’ yang ditulis oleh Imam Malik.

Pada masa itu, beliau tidak memiliki harta yang cukup untuk menuntut ilmu. Tetapi, hal tersebut tidak menghalangi niat dan tekadnya untuk mendatangi para Ulama yang letaknya jauh dari rumah. Ketika Imam Syafi’i berkunjung ke Kota Madinah untuk menuntu ilmu kepada Imam Malik, ada peristiwa yang dapat menggambarkan betapa cerdasnya beliau. Di tengah-tengah waktu belajar, Imam Malik mengarahkan pandangannya kepada Imam Syafi’i yang kala itu duduk di barisan paling belakang, beliau melihat Imam Syafi’i muda yang sedang menulis dengan jarinya ke telapak tangannya. Setelah semua pelajar telah pulang, Imam Malik pun memanggilnya dan bertanya, “Aku melihat engkau mempermainkan jari ke telapak tanganmu”. Dengan itu Imam Syafi’i pun menjawab, ” Aku tidak memainkan jariku tetapi menulis hadits yang engkau imla’-kan dengan jariku ke telapak tanganku. Kalau guru mau, biar aku mengulangi apa yang telah guru sampaikan”.

Imam Malik berkata, “Sebutkanlah,” maka beliau pun menyebutkan seluruh hadits yang telah diimla’-kan dengan lancar dan sempurna. Maasyaa Allah, betapa cerdasnya Imam Syafi’i.

Dikutip dari kitab: Siyar A’lam an-Nubala’, karua Az-Zahabi


 

Museum Hasyim Asy’ari yang Menggambarkan Sejarah Islam Nusantara 

News of The Day

 

Museum Islam Indonesia Hasyim Asy’ari (minha) yang berlokasi di Jombang, Jawa Timur telah dibuka untuk wisata setiap akhir pekan. Museum di kawasan Makam Gus Dur ini memamerkan ratusan koleksi tentang sejarah Islam Nusantara. Selain itu, museumini juga memperlihatkan peninggalan-peninggalan arkeologi sejarah masuknya Islam ke Indonesia. Ada juga bukti-bukti sejarah perkembangan tahap awal Islam ke seluruh penjuru nusantara dari abad 17-18.

Saat ini, Minha memiliki 112 koleksi yang terdiri dari berbagai naskah kuno, artefak, mata uang Islam, prasasti, kitab-kitab kuno dan lain-lain. Museum ini juga memajag barang dan kitab peninggalan tokoh pendiri NU, KH Hasyim Asy’ari. Minah memiliki tema besar Islam yang membawa berkah bagi alam semesta. Bondan menjelaskan, “Karakter Islam yag berkembang sangat menghargai keberagaman, menjunjung tinggi nilai-nilai toleransi. Ada representasi bagaimana Islam berkembang, kemudian dianut dan diamalkan masyarakat di setiap wilayah Indonesia.”

Minha akan terus menambah koleksi yang akan diperlihatkan dengan harapan masyarakat yang berkunjung bukan haya melihat dan menyaksikan, tetapi juga dapat menyampaikan pandangan mereka tentang Islam. Sementara itu Museum ini diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada 19 Desember 2018 dan baru dibuka untuk umum pada tanggal 10 November 2021 kemarin yang bertepatan dengan Hari Pahlawan. (DetikNews) 


Puasa Sunnah dapat memperbaiki pola tidur?

Today’s Tips and Trick!

 

Pola tidur yang berantakan dapat membuat mood menjadi naik turun dan kondisi tubuh juga menjadi kurang fit. Hal tersebut akan berpengaruh terhadap rutinitas atau jadwal kegiatan keseharian yang kita miliki. Ada keinginan untuk memperbaiki pola tidur, tapi tetap saja gagal karena kesulitan menentukan pola tidur yang baik.

Teman-teman jangan khawatir, ya. Ada solusinya, nih. Kalian bisa memperbaiki pola tidur hanya dengan puasa sunnah. Iya, dengan berpuasa kita akan dituntut untuk bangun sebelum subuh yang dilanjut dengan aktivitas keseharian lainnya. Eitss, tapi habis sholat subuh jangan tidur lagi, ya! Bisa dilanjutkan dengan olahraga ringan kemudian mandi pagi.

Setelah seharian beraktivitas, tiba waktunya mengisi perut dengan makanan secukupnya. Dilanjut dengan aktivitas santai dan mulai tidur nyamanmu sebelum pukul 10 malam. Ulangi dan konsisten selama beberapa hari, Insya Allah pola tidurmu akan membaik kembali! 


Quotes of The Day

“Dunia ini hanya memiliki tiga hari: Hari kemarin, ia telah pergi bersama dengan semua yang menyertainya. Hari esok, kamu mungkin tak akan pernah menemuinya. Hari ini, itulah yang kamu miliki, maka beramallah di hari ini.”

Hasan al-Bashri

 

28.11 Buletin Hamaka 0

Post details

Leave a Reply

Social