Kejamnya, Apa pun yang Terjadi Pada Dirimu, Dunia Memaksamu untuk Terus Berjuang

Halo semuanya! Sebelumnya aku mau ucapin terima kasih kepada siapa pun yang bersedia membaca cerita ini^^

 

Gimana kabarnya? Semoga ada hal baik atau hal menyenangkan ya yang terjadi pada kalian hari ini. Supaya, seenggaknya ada alasan kalian untuk terus bertahan dan hidup.

 

Aku kenalan dulu ya, boleh? Boleh dong. Sebagian mungkin ada yang udah kenal aku atau sekedar pernah dengar nama aku. Yap, aku Firana Fadzan angkatan 2020. Salam kenal ya buat semuanya.

 

Umm … kalian pernah denger gak sama kalimat ini, “Hidup tak selalu adil bagi semua orang. Ada yang jalannya penuh lubang dan ada pula yang berlari sekuat tenaga, tapi tetap menemui jurang di ujung jalan”. Mungkin yang suka nonton drama Korea, gak asing sama kalimat ini.

 

Dipikir-pikir, menurutku kalimat itu memang benar adanya. Setiap orang punya kesulitan. Biar kuberi beberapa contoh.

 

Ada yang ekonominya bagus, keluarganya tidak harmonis, pendidikannya biasa saja.

 

Ada yang ekonominya bagus, keluarganya harmonis, memiliki teman-teman yang baik, memiliki banyak prestasi, dan memiliki pasangan yang baik pula.

 

Ada juga yang kesulitan ekonomi, keluarganya harmonis, pendidikannya sungguh luar biasa, tapi teman-temannya tidak begitu baik.

 

Ada pula yang ekonominya bagus, keluarganya harmonis, pendidikannya kurang, tidak memiliki teman yang baik, dan selalu disia-siakan oleh pasangannya.

 

Ada pula yang ekonominya biasa saja, keluarganya tidak harmonis, memiliki prestasi yang baik, memiliki teman-teman yang baik, tapi selalu salah memilih pasangan.

 

Ketika kita tidak bisa meraih apa yang kita mau, sesederhana memiliki keluarga yang harmonis, sesederhana memiliki nilai yang bagus, sesederhana memiliki teman yang baik, atau sesederhana memiliki satu orang saja yang bisa mengerti diri kita dan bersedia terus menemani tanpa harus merasakan kehilangannya.

 

Ya, setiap orang pasti memiliki keinginan dan pahitnya semesta tidak bisa mewujudkan itu atau bagi seseorang butuh waktu yang sangat lama untuk meraih keinginannya. Ah, terlalu ribet ya?

 

Aku beri beberapa contoh. Bagi seseorang yang keluarganya tidak harmonis, kurang kasih sayang dari orang tuanya sejak kecil, ia bisa saja bermimpi untuk memiliki keluarga harmonis di masa depan bersama pasangannya, tapi semesta tidak bisa memberikannya semudah itu. Ia harus berkali-kali merasakan patah hati, ia harus berusaha keras untuk mewujudkan impiannya yang pada akhirnya ternyata dia menemukan jurang di ujung jalan dan mengubur mimpinya. Luka yang ia miliki justru semakin tertikam dan menambah trauma pada dirinya.

 

Ada juga seseorang yang harus berusaha keras mendapatkan nilai yang baik supaya bisa mewujudkan keinginan orang tuanya dan supaya ia bisa membuktikan kepada orang tuanya, bahwa ia mampu mendapatkan nilai tinggi.

 

Ada pula seseorang yang harus mengubur mimpinya untuk bersekolah seperti layaknya orang-orang pada umumnya karena ia tak memiliki biaya yang cukup sehingga harus menjadi tulang punggung bagi keluarganya di usia yang masih muda.

 

Ada pula seseorang yang harus melamar pekerjaan ke mana pun. Namun, ia tetap ditolak berkali-kali hingga rasanya ia ingin menyerah saja.

 

Dari semua contoh di atas, pasti semuanya memiliki rasa sakit. Bahkan beberapa ada yang trauma hingga melukai dirinya sendiri mungkin??

 

Beberapa orang harus berjuang lebih keras dari orang lain dan ketika semesta mematahkan hatinya, ia harus tetap berdiri kuat karena dunia tidak akan pernah berhenti. Dunia akan terus berputar sebagaimana mestinya, dunia memaksamu untuk terus bertahan dan berjuang. Dunia memaksamu untuk melakukan rutinitas seperti biasanya bahkan di saat dirimu sedang tidak baik-baik saja. Dunia tidak akan berhenti hanya untuk membiarkanmu istirahat sejenak dan meluapkan segala emosimu. Sungguh kejam bukan?

 

Mungkin itu salah satu alasan kalau manusia tidak mampu hidup sendirian. Kalau manusia adalah makhluk sosial. Ketika kita sangat terpuruk, kita pasti membutuhkan seseorang untuk bersandar, untuk menceritakan betapa kejamnya yang dunia lakukan pada dirimu, untuk menceritakan bahwa tidak ada seorang pun yang mengerti perasaanmu, untuk mendengarkan kamu menangis kesakitan karena dunia sangat jahat padamu. Sayangnya, lagi dan lagi, dunia memaksamu untuk bertahan dan berjuang apa pun yang terjadi. Bagaimana jika semua orang pergi dan tidak ada yang bisa mendengarkan segala perasaan sedihmu? Pada akhirnya, yang bisa kamu andalkan hanyalah diri sendiri. Karena hmm ini klise mungkin, katanya people come and go. Ya, betul memang. Tapi, aku yakin beberapa orang menginginkan satu orang saja untuk stay bersama dirinya dan melewati segala hal kejamnya dunia bersama-sama. Karena kalau yang bisa diandalkan hanya diri sendiri, ujung-ujungnya pasti akan ada rasa lelah, stress, dan perasaan negatif yang menghampiri.

 

Setiap orang tetap membutuhkan orang lain untuk diberikan uluran tangannya, untuk ditolong, untuk dihibur, untuk diberikan kekuatan bahwa semuanya bisa terlewati dan baik-baik saja.

 

Jadi, tolong jangan biarkan siapa pun sendirian ya. Karena kita gak pernah tahu, apa yang ada di pikirannya kalau dia dibiarkan sendirian. Dia pasti akan memikirkan hal-hal buruk, terjebak pada perasaan negatifnya, dan melakukan hal-hal yang bisa melukai dirinya.

 

Terima kasih kepada kalian yang selalu berusaha bertahan sampai sejauh ini dan tetap memberikan dukungan kepada teman-teman yang lainnya.

 

Terima kasih juga untuk orang-orang yang mau mengulurkan tangannya kepada teman yang sedang terpuruk atau bahkan sedang memiliki trauma.

 

Terima kasih juga untuk kalian yang berusaha menghibur teman-temannya.

 

Pesanku, jangan tinggalkan seseorang sendirian yang sedang tidak baik-baik saja, ya? Terus temani dia, meskipun mungkin dia selalu menolak bantuanmu. Kemudian, jika kamu masuk ke kehidupan seseorang, jika dia memiliki pengaruh yang positif bagimu dan sama sekali tidak merugikan kehidupanmu, tolong usahakan untuk terus bertahan dan temani dirinya ya? Seseorang itu mungkin sudah lelah dan muak dengan orang-orang yang hanya singgah di hidupnya, tanpa ada satu pun yang bertahan untuk menemaninya.

08.12 Karya Tulis, Pengalaman Pribadi 0

Post details

Leave a Reply

Social